Sunday, February 26, 2012

Imitation of Christ: Regarding The Truth

Book 1, Chapter 3

1. Blessed are those who are directly taught by the truth, not by mortal images and words, but the real truth.

Thoughts and feelings often lead us astray and are only able to unveil the truth a little.

What use is much debate about the various hidden and obscure matters, but about it later on in the court they would not be accountable to us, because we do not know about it?

What a foolish would it be if we neglect what is useful and very important, by prioritizing of what is our interest drawn to, but dangerous. We have eyes but do not see.


2. And why are we fighting over various things?

When the eternal Word speaks to us, surely we will be separated from various understandings.

From the One Word comes everything and everything become witnesses about the One, and the Word was from the beginning spoke to us, too (John 8:25).

Without Him no one could understand or consider the matter properly. People who understand that all things are one and also return everything to the one and everything is seen in relation to the one, the person will find peace in his heart and is at peace with God.

O God, the Truth, unite us with You in everlasting love. Sometimes I regret that I read and hear a lot. At Thee there is everything that I aspire to and I want. Make them quite, men who gave wisdom and mute all the creatures with Thy presence. Speak Thou, Only Thou to us.


3. The more people pay attention to his soul and unite his mind, the more sublime and the more matters that can be understood easily, because he receives light from above to understand everything. Pure, simple and firm soul, will not be disturbed by a lot of work, because he does everything for the glory of God and always dispels in his heart all self interests. Nothing is more difficult, hurdle and troublesome to our way than the our own uncontrolled desires. 

Good and pious people will first think of his deed, before he rolls up his sleeves.

In this way he will not be dragged down by uncontrolled desires, but he himself would drive his desires in harmony with reason.

No greater struggle than someone's who subjects himself.

And this is what should be our task: subjecting and mastering ourselves, and advancing in virtue.


4. Any perfection in this life usually still contains thing that is not perfect, and all the views we have certainly are still foggy.

Know yourself humbly is a safer way to God than a deep and thorough investigation based on science.

Of course we should not denounce science or simple knowledge about anything, which is essentially good and governed by God, but it can not be denied, that good conscience and pious life is better than all this.

For precisely many people prefer sciences to good life, so they often stray from the right path and their work can only give a little fruit or no fruit at all.


5. Ah, if they are in combating crime and cultivating virtues as diligently as questioning things, there would be less crime and stumbling blocks in community, and it would reduce weak in spirit of monasteries! 

Indeed, on the Judgment Day it will not be asked to us, what we have read, but what we have done. It will not be asked whether we speak beautiful language, but whether we lead a good live in the world.

Tell me : where are now the great masters and wise men, that during their lives we know them so well, and the names of the highest honors. Other people have seized control of their posts and wealth they had left, but I do not know if they still remember the old masters. When they lived, it seems that they were special persons, but after their death no one speaks about them any more.


6. Ah, how quickly the grandeur of this world goes by!

Had they lived according to their knowledge, they will for sure learn and provide good lessons.

Too many people are just a little concerned with their devotion to God and lost in this world because of vain knowledge.

Anyway because they would rather be famous than become humble, they become weak-minded in their mind.

Truly noble are people who have great love.

Truly noble are people who disregard their own views and not give value to the highest honor.

Truly wise are people who consider all the worldly goods as rubbish (Philippians 3:8) so that they may gain Christ.

And truly clever are people who accord to God's will and put aside their own.


Thomas a Kempis. Of 1987. The Imitation of Christ. Obor Publishers. Page 5-8




Saturday, February 18, 2012

Mengikuti Jejak Kristus: Hal Ajaran Kebenaran

Buku 1, Pasal 3

1. Berbahagialah orang yang langsung diajari oleh Kebenaran, tidak oleh gambaran-gambaran dan kata-kata yang fana, melainkan oleh kebenaran yang sejati.

Pikiran dan perasaan kita sering menyesatkan kita dan hanya mampu membuka selubung kebenaran sedikit saja.

Apakah gunanya banyak berdebat mengenai pelbagai soal yang tersembunyi dan gelap, padahal soal tersebut nantinya dalam pengadilan tidak akan dipertanggungjawabkan kepada kita, karena kita tidak mengetahui tentang hal itu?

Bodoh sekali lah kiranya apabila kita melalaikan apa yang berfaedah dan sangat penting artinya, dengan lebih mengutamakan soal yang menarik hati kita tetapi yang sungguh berbahaya. Kita mempunyai mata tetapi tidak melihat.


2. Dan mengapa kita meributkan bermacam-macam hal?

Apabila Sabda yang kekal berbicara kepada kita, niscaya kita terlepas dari bermacam-macam faham.

Dari Sabda yang Esa berasal segalanya dan segalanya menjadi saksi tentang yang Esa ini; dan Sabda itulah yang pada permulaan juga berbicara kepada kita (Yoh 8:25).

Tanpa Dia tak seorangpun dapat memahami atau mempertimbangkan suatu soal dengan baik. Orang yang memahami, bahwa segala perkara itu adalah satu dan pula mengembalikan segalanya kepada satu itu dan segalanya dipandang dalam hubungannya dengan satu tadi, orang itu akan tenteram dalam hati dan dalam keadaan damai dengan Allah.

Ya Allah yang bersifat Kebenaran, persatukanlah kami dengan Dikau dalam cintakasih yang kekal.

Seringkali saya merasa menyesal karena saya banyak membaca dan mendengar. Pada Dikaulah terdapat segala-galanya yang saya cita-citakan dan saya inginkan.

Buatlah mereka diam yang memberi hikmat manusia dan buatlah bisu semua mahluk di hadiratMu. Bersabdalah Engkau, ya Engkau sajalah kepada kami.


3. Semakin banyak orang memperhatikan kebatinannya dan semakin bersatu keadaan batinnya, semakin banyak dan semakin luhur pula perkara yang dapat difahami dengan mudah; karena dari atas ia menerima penerangan untuk memahami segalanya itu. Jiwa yang murni, bersahaja dan teguh, tidak akan terganggu oleh pekerjaannya yang banyak; karena ia melakukan segalanya untuk kemuliaan Allah dan selalu diusahakannya dalam hati untuk membuang segala keinginan mencari kepentingan diri sendiri. Tak ada rintangan yang lebih menyulitkan dan menyusahkan jalan kita daripada cita-cita hati kita yang tidak kita kendalikan.

Orang yang baik dan takwa lebih dahulu akan memikirkan apa yang diperbuatnya, sebelum dia menyingsingkan lengan bajunya.

Dengan jalan ini dia tidak akan terseret oleh keinginan-keinginan yang tidak teratur, melainkan dia sendirilah yang akan mengemudikan keinginan-keinginannya selaras dengan akal sehat.

Tidak ada seorangpun yang berjuang lebih hebat daripada orang yang menundukkan dirinya sendiri.

Dan inilah yang harus menjadi tugas kita: menundukkan diri sendiri dan tiap hari semakin menguasai diri kita dan semakin maju dalam kebaikan.


4. Segala kesempurnaan dalam hidup ini biasanya masih mengandung hal-hal yang tidak sempurna; dan segala pandangan kita kebanyakan tentu masih berkabut.

Tahu akan diri sendiri dengan kerendahan hati adalah jalan lebih aman menuju Allah daripada pemeriksaan mendalam dan teliti berdasarkan ilmu pengetahuan.

Sudah barang tentu kita tidak boleh mencela ilmu atau pengetahuan yang sederhana mengenai hal apapun juga, yang pada hakekatnya adalah baik dan diatur oleh Tuhan, tetapi tidaklah dapat diingkari, bahwa suara hati yang baik dan hidup bertakwa adalah lebih baik daripada semuanya ini.

Sebab justru oleh karena banyak orang lebih mengutamakan ilmu daripada hidup yang baik, maka seringkali mereka itu tersesat dari jalan yang benar dan pekerjaannya hanya menghasilkan buah sedikit, atau tidak berbuah sama sekali.


5. Ah, seandainya mereka dalam membasmi kejahatannya dan menanam kebajikannya sama rajinnya seperti bila mereka mengemukakan soal-soal, alangkah kurangnya kejahatan dan batu sandungan dalam masyarakat, serta alangkah berkurangnya pula semangat lemah dalam biara-biara!

Sungguh, pada hari kiamat tidak akan ditanyakan kepada kita, apakah yang telah kita baca, melainkan apakah yang telah kita perbuat. Tidak akan ditanyakan apakah kita berbahasa yang indah, tetapi apakah kita hidup di dunia dengan baik.

Coba katakanlah: di mana sekarang tuan-tuan besar dan orang-orang cerdik pandai, yang semasa hidupnya kita kenal begitu baik, serta nama-nama kehormatan yang setinggi-tingginya.

Orang-orang lain sudah merebut kedudukan dan menguasai kekayaan yang telah mereka tinggalkan, namun saya tidak tahu apakah orang-orang lain itu masih ingat kepada tuan-tuan tadi.

Selama masih hidup mereka itu seolah-olah merupakan orang istimewa, tetapi sekarang sesudah meninggal dunia tak seorangpun yang mempercakapkan mereka lagi.


6. Ah, alangkah cepatnya kemegahan dunia ini berlalu!

Seandainya hidup mereka sesuai dengan pengetahuannya, niscaya mereka akan belajar dan memberikan pelajaran dengan baik.

Betapa banyaknya orang yang hanya sedikit mementingkan pengabdiannya kepada Allah dan hanyut dalam dunia ini karena ilmunya yang sia-sia.

Lagi pula karena mereka lebih suka menjadi orang yang ternama daripada orang yang rendah hati, maka mereka menjadi kegila-gilaan dalam pikirannya.

Sungguh mulia orang yang memiliki cinta kasih yang besar.

Sungguh mulia orang yang merasa tiada berarti dalam pandangannya sendiri dan tiada menghargai kehormatan yang setinggi-tingginya.

Sungguh bijaksanalah orang yang menganggap segala barang duniawi sebagai sampah (Flp 3:8) agar mereka dapat memperoleh Kristus.

Dan sungguh mahir-cerdiklah ia, yang menjalankan kehendak Allah dan menyampingkan kehendaknya sendiri.


Thomas a Kempis. 1987. Mengikuti Jejak Kristus. Penerbit Obor. Hal 5-8

Thursday, February 16, 2012

Imitation of Christ: Regarding Feeling Humble

Book 1, Chapter 2


1. Need of knowledge is human nature, but what is use of knowledge if we do not fear God?A farmer who is humble and serve God, is better than a proud philosopher who, investigates the science of astronomy, but not taking into account of his soul.


One who knows himself well, will feel humiliated and do not feel happy for man compliment .
If I know everything, but if I do not have love, what use is it for me to God who will judge me according to my deed?



2. Let us throw away all desire for knowledge beyond the limit, because it just raises a lot of confusion and only disappointment.


Those who have a lot of knowledge usually like to be known and called smart people.
Full of knowledge that is less, or even not at all beneficial to the soul.


It's not wise of a man to pursue anything, unless that is useful for the salvation of his soul.
Much talking about knowledge do not satisfy the soul, but righteous living will soothe your heart and pure heart will make our relationship with God more closely and intimately.




3. The more extensive and deep of our knowledge, the harder we will be judged, if our lives do not become more virtuous balanced by it.


Therefore let us not boast our skills or knowledge, but we had better be afraid of the responsibility for the knowledge given to us.


If we suppose that we know many things and feel understand about those things, remember, that there are many other things that we do not know.


Do not have a high presumption of yourself (Rm 11:20), but admit, that we lack of knowledge.
Why do we consider ourselves higher than others, while still many others who are more proficient in the rules of religion than we are?


If we want to know and learn what is useful to us, we should prefer to remain obscure and ignored by common.


A good suggestion and the most useful are: truly know yourself and see yourself as a humble person.
Do not like yourself and always think, that other people are kind and friendly, it is a very wise and perfect nature.


Even if we see other people sinned even doing great crime, do not ever think, that we are better than them. Because we ourselves do not know how long we will remain strong in pretty good state. We are all weak, but we should not assume that others are weaker than us.


Thomas a Kempis. Of 1987. The Imitation of Christ. Penerbit Obor. Page 3-5

HAL RASA RENDAH HATI


1. Ingin akan pengetahuan adalah kodrat manusia, tetapi apakah gunanya pengetahuan jika kita tidak takut kepada Allah?

Seorang petani yang rendah hati dan mengabdi kepada Tuhan, sungguh lebih baik daripada seorang ahli filsafat yang congkak, yang menyelidiki ilmu perbintangan, tetapi tiada memperdulikan keadaan jiwanya.

Barangsiapa mengenal diri sendiri dengan baik, akan merasa hina dan tidak merasa gembira atas pujian orang.

Andaikata saya mengetahui segala-galanya, tetapi jika saya tidak memiliki cintakasih, apakah gunanya semua itu bagi saya terhadap Allah yang akan mengadili saya sesuai dengan perbuatan saya?

2. Hendaklah kita membuang segala keinginan akan pengetahuan yang melampaui batas, karena hal itu hanya menimbulkan banyak kebingunan dan kekecewaan saja.

Mereka yang banyak pengetahuannya biasanya suka menjadi orang terkenal dan disebut orang pandai.

Banyak pengetahuan yang hanya sedikit, bahkan sama sekali tidak bermanfaat bagi jiwa.

Sungguh tidak bijaksana orang yang mengejar segala apa saja, kecuali yang berguna bagi keselamatan jiwanya.

Banyak bicara tentang ilmu tidak memuaskan jiwa, tetapi hidup saleh akan menenangkan hati dan hati yang murni akan menjadikan hubungan kita dengan Allah lebih erat dan mesra.

3. Semakin luas dan dalam pengetahuan kita, semakin keras kita akan diadili, jika hidup kita tidak menjadi semakin saleh seimbang dengan pengetahuaan kita.

Oleh sebab itu janganlah kita membanggakan diri atas kecakapan ataupun pengetahuan kita, tetapi lebih baik kita takut akan tanggungjawab atas pengetahuan yang diberikan kepada kita.

Bila kita menyangka, bahwa kita tahu akan banyak hal dan merasa paham tentang soal-soal itu, ingatlah, bahwa masih banyak hal lain yang tidak kita ketahui.

Janganlah mempunyai anggapan tinggi tentang dirimu sendiri (Rom 11:20), melainkan akuilah, bahwa sesungguhnya kurang pengetahuan kita.

Mengapa kita menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, sedangkan masih banyak orang lain yang lebih pandai dalam bidang kaidah-kaidah agama daripada kita?

Apabila kita ingin mengetahui dan mempelajari apa yang berguna bagi kita, sebaiknya kita suka tetap tinggal tidak terkenal dan tidak diindahkan umum.

Anjuran yang baik dan paling berguna ialah: sungguh-sungguh mengenal diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai orang hina.

Tidak menyukai diri sendiri dan senantiasa beranggapan, bahwa orang lain itu baik hati dan ramah, itu merupakan sifat-tabiat yang sangat bijaksana dan sempurna.

Biarpun kita melihat orang lain berbuat dosa bahkan melakukan kejahatan yang besar, janganlah sekali-kali menganggap, bahwa diri kita lebih baik daripada orang itu. Sebab kita sendiri tidak tahu berapa lama kita masih akan tetap kuat dalam keadaan yang baik. Kita semua lemah, tetapi kita tidak boleh menganggap, bahwa orang lain lebih lemah daripada kita.


Thomas a Kempis. 1987. Mengikuti Jejak Kristus. Penerbit Obor. Hal 3 - 5

Tuesday, February 14, 2012

Regarding The Imitation of Christ and Ignoring All of World Futility

1. God said, "Whoever follows me, he will not walk in darkness." (John 8:12)
This is the word of Christ to advise us that we may imitate His life diligence, if we truly want to get the light and want to be delivered from all heart blindness.
Therefore let us prioritize and devote our attention to contemplate the life of Jesus Christ.
2. Teachings of Christ far exceeds all the teachings of the saints, and whoever has the true spirit, would find a hidden meaning in it. But it often happens, that many people, although they many times heard the gospel, their gospel longing is only a very little, because they do not have the spirit of Christ. But whoever wants to understand deeply and fully enjoy the words of Christ, let him try to adjust his life to the life of Christ.

3. For what good does in-depth debate about the Holy Trinity of God do, if we are not humble, so that the Trinity is not pleased with us?
It is: not turgid words that make people holy and righteous, but the righteous life that pleases God.
It is better we feel despondent hearts than to understand all the ropes.
If we had memorized all the scriptures and the sayings of all philosophers, what good were they, if we do not have God's love and mercy
"Vanity, vanity and everything is really futile." (Eccl 1:2), unless the charity of God and His grace.
This is the highest wisdom: the refuse of the world to enter the kingdom of heaven.
4. It is futile to seek wealth and give hope to its mortal. Futility is also pursuing the honor and pride.
Vanity is the desire of the flesh and wanting everything that should eventually result in severe punishment for us. Vanity is to expect a long life, but few heed the good life. Vanity is to love of all that passed quickly and there is no pursuit of eternal happiness.
5. Let us always remember the words, "the eye is never satisfied to see and ears do not get enough of hearing." (Eccl 1:1,8).
Then let our hearts try to avoid from love of the visible and steer it to what is not visible.
Because whoever desires sense pleasure, would tarnish his heart and loose the grace of God.

Thomas a Kempis. Of 1987. The Imitation of Christ. Penerbit Obor. Page 1-2

Hal Mengikuti Jejak Kristus dan Mengabaikan Segala Kesia-siaan Dunia

1. Tuhan bersabda, "Barangsiapa mengikuti Aku, tidaklah ia berjalan di dalam kegelapan." (Yoh 8:12)

Inilah sabda Kristus untuk menasehati kita supaya kita meniru hidup ketekunanNya, bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan dari segala kebutaan hati.

Karena itu hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkan perhatian kita untuk merenungkan kehidupan Yesus Kristus.

2. Ajaran Kristus jauh melebih semua ajaran orang-orang kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya. Tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali mendengar Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus.

Tetapi barangsiapa ingin memahami sedalam-dalamnya dan menikmati sepenuhnya kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus.

3. Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah Tritunggal Maha Kudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak berkenan akan kita?

Bahwasanya: bukan kata yang muluk-muluk membuat orang menjadi suci dan adil, melainkan hidup yang bertakwa lah membuat orang berkenan kepada Tuhan.

Lebih baik hati kita merasa remuk redam daripada mengerti segala seluk-beluknya.

Seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cintakasih Allah dan rahmat-Nya

"Kesia-siaan, sungguh kesia-siaan dan segalanya adalah sia-sia belaka." (Eccl 1:2), kecuali cintakasih akan Allah dan mengabdi hanya kepadaNya.

Inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kerajaan surga.

4. Maka kesia-sianlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan padanya. Kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri.

Kesia-siaanlah, menuruti keinginan daging dan menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita.

Kesia-sianlah, mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan hidup baik. Kesia-siaanlah, mencintai segala yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal.

5. Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini, "bahwa mata tidak pernah puas melihat dan bahwa telinga tidak pernah puas mendengar." (Eccl 1:1,8).

Maka hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tidak tampak.

Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.

Thomas a Kempis. 1987. Mengikuti Jejak Kristus. Penerbit Obor. Hal 1 - 2